Helmi Warning Junaidi

Helmi Warning Junaidi

\"Helmi-Hasan\"BENGKULU, BE - Koalisi PAN-Demokrat hari ini akan menyerahkan rekomendasi calon wakil gubernur (cawagub) berdasarkan hasil rapat koalisi dua partai tersebut. Selama ini usulan cawagub baru diserahkan secara sepihak oleh masing-masing parpol. Padahal PAN-Demokrat masih berkoalisi sejak Pilwagub 2010 lalu untuk mengusung Agusrin-Junaidi.

\"PAN-Demokrat kan masih koalisi, sehingga dalam mengusulkan cawagub untuk mengisi kekosongan juga berdasarkan kesepakatan koalisi. Dan besok (hari ini), kami akan menyerahakan rekomendasi itu,\" kata Ketua DPW PAN Helmi Hasan SE, dalam konferensi pers di rumahnya.

Dia mengatakan tiga nama yang akan diusulkan oleh partai koalisi Demokrat dan PAN antara lain Sultan B Najamudin, Edison  Simbolon dan Dian Syahroza. Dia mengatakan, tiga nama ini diusulkan karena sudah ditetapkan oleh Majelis Tinggi Demokrat dan DPP PAN. \"Memang ini adalah domain partai yang menentukan. Dan sudah kewajibannya, baik DPD Demokrat dan DPW PAN melaksanakan keputusan pusat,\" ujarnya.

Di mengatakan, koalisi PAN dan Demokrat sejak Pilgub 2010 lalu belum pecah dan masih berjalan hingga saat ini. Sehingga, menindak lanjuti perintah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi agar posisi kekosongan wagub segera diisi, partai koalisi PAN-Demokrat berkewajiban mengusulkan calon wagub kepada gubernur. \"Karena masih koalisi, di mana Pak Junaidi itu representasi PAN. Maka, Wagub itu jatah Demokrat. Dan ini sudah dibahas panjang, tanpa mengeyampingkan usulan masyarakat dan gubernur. Sebab, usulan-usulan yang masuk juga menjadi bahan pertimbangan. Hanya saya, DPP PAN sudah mengambil kebijakan,\" katanya.

Mengenai sinyal penolakan Junaidi terhadap tiga nama tersebut, Helmi mengatakan hal tersebut menjadi hak gubernur. Namun, dia menegaskan PAN sudah memutuskan tidak ada penambahan atau pengurangan cawagub. \"Jika ada penolakan dari gubernur, sah-sah aja. Tetapi jika dia memandang sebagai kader PAN, sebagai representatif dari PAN, maka tidak ada alasan bagi beliau untuk tidak menerima. Dalam pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur, adalah domain partai. Maka, kita sebagai kader Partai harus tunduk dan patuh terhadap keputusan partai,\" ujarnya.

Dia mengatakan, selama ini pandang-pandangan selaku kader partai sudah disampaikan kepada ketua Umum DPP PAN. Namun, DPP PAN sudah mengambil keputusan. \"Kita punya pandangan-pandangan yang kita sampaikan kepada Ketua Umum. Kita tidak boleh berfikir tidak baik, jalankan dulu kebijakan ini,\" katanya.

Menurutnya, memang tidak ada sanksi secara hukum jika gubernur tetap negotot untuk mengkosongkan kursi wagub. Tetapi, sebagai kader Partai dia harus mentaati keputusan partai untuk mengisi kekosongan wagub. \"DPD dan DPW sudah berjuang, nama-nama yang disebutkan oleh gubernur kita sudah sampaikan. Tapi, partai sudah mengambil kebijakan yang harus ditaati oleh semua kader partai,\" ujarnya.

Junaidi-Asnawi Memanas Di bagian lain konstelasi politik pemilihan wakil gubernur Bengkulu sisa periode 2010-2015 menarik perhatian. Setelah gubernur menyatakan menolak tiga nama yang diajukan Majelis Tinggi Demokrat, mencuat jika Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah justru memperjuangkan Kepala Bappeda Provinsi Ir Edi Waluyo SH. Kondisi ini, membuat hubungan antara gubernur  dan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Drs H Asnawi A Lamat MSi memanas. Asnawi yang sejak awal berharap diperjuangkan oleh Junaidi melalui PAN, justru sama sekali tidak diusulkan ketika menghadap Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, melainkan mengusulkan Edi Waluyo.

Namun usulan tersebut juga tidak direspon oleh DPP PAN, justru mengeluarkan keputusan yang sudah ditebak sebelumnya, yaitu mendukung rekomendasi cawagub yang dikeluarkan oleh Majelis Tinggi Demokrat yaitu Dian Syahroza, Sultan B Najamudin, dan Edison Simbolon.

Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah yang berpasangan dengan Agusrin M Najamudin pada Pilkada 2010 lalu membantah jika hubungan keduanya memanas. \"Gak ada itu, gak ada,\" ujar Junaidi menjawab pertanyaan wartawan.

Melihat hubungan yang memanas antara Junaidi dan Asnawi, partai Golkar yang semula ikut membayangi proses pilwagub sepertinya ikut turun tangan mendinginkan suasana. Saaat paripurna pembahasan raperda perkebunan di DPRD provinsi, disaat Gubernur Junaidi membacakan pidato, Asnawi dan Ketua DPD I Golkar H Kurnia Utama meninggalkan sidang dan memasuki ruangan tunggu.

Terlihat keduanya melakukan obrolan serius, sekitar 20 menit. Sesaat gubernur selesai pidato, keduanya memasuki lagi ruang sidang paripurna, namun keduanya kembali lagi melakukan pertemuan tertutup di ruangan kerja Ketua DPRD provinsi itu, sekitar 1 jam. Pertemuan tersebut tak bisa diakses oleh media. Asnawi mengelak membocorkan pembahasan pertemuan tertutup dengan Ketua DPD I Golkar itu. Dia justru membantah hubungan memanas antara gubernur dan dirinya.

\"Saya tidak akan terpengaruh isu-isu. Soal cerita wagub itu urusan kecik (Kecil). Saya tidak akan mengorbankan hubungan baik ini, gara-gara urusan Wagub,\" tegas Asnawi.

Dia menegaskan hubungan dengan siapapun, tidak terganggu dengan urusan pilwagub. Bahkan dengan beberapa rivalnya masih terjalin dengan baik.

\"Dengan  siapapun, saya baik. Lihat saja saya dengaan sultan, dengan Edison, ya biasa-biasa saja.  Sultan dan Edison, dio kawan saya, (Edison)  dia Ketua alumni STIA, saya pembinanya. Dengan Sultan, dio ponakan saya,\" katanya.   \"Tidak ada ribut-ribut soal wakil gubernur,\" tegasnya seraya menegaskan posisi Wagub saat ini paling lama menjabat 2,5 tahun.

Menurutnya, dirinya cukup berharap dengan PAN, karena telah menyerahkan berkas kepada partai tersebut. Dia mengatakan, apapun keputusan PAN dia akan menerima.  \"saya tidak akan mengambil langkah. Semua sudah saya serahkan ke PAN. Kalau PAN mengambil keputusan tidak mencalonkan saya, ya tidak perlu berkecil hati dengan PAN. Kita terima saja,  gampang-gampang saja saya ini,\" ujar Asnawi.

Saat ini Gubenur Bengkulu H Junaidi Hamsyah masih akan meminta penambahan nama-nama cawagub dari Demokrat. Dia sudah mengirimkan surat untuk bertemu dengan presiden. Namun, hingga saat ini surat tersebut belum dibalas. \"Belum ada jawaban,\" kata Junaidi.

Di lain pihak, Anggota Dewan Majelis Tinggi Demokrat Marzukie Alie mengatakan jika dia memastikan tidak ada penambahan calon wakil gubernur yang direkomendasikan Demokrat. Tiga nama yang diusulkan Demokrat sudah final. \"Bagi Demokrat tidak ada penambahan cawagub lagi, itu sudah final,\" katanya, saat di hubungi via telepon.(100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: